Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makna Dan Tugas Manusia Dijadikan Khalifah

Halo teman-teman dan sahabat-sahabat semuanya.... Pada kesempatan kali ini kita akan membahas kenapa sih manusia dijadikan khalifah di bumi....? Dan kenapa atau alasan manusia yang dijadikan khalifah, dan kenapa yang dijadikan khalifah bukan yang lainnya seperti seperti hewan, tumbuhan, dan sebagainya. Maka dari itu berikut ini adalah ulasan ulasan mengenai manusia dijadikan khalifah di bumi secara lebih rinci. Oleh sebab itu simaklah penjelasan berikut ini secara baik-baik agar tidak menjadikan salah paham..

Khalifah

Pengertian Khalifah

Khalifah adalah pemimpin, penguasa, atau seseorang yang memegang teguh kepada syariat hukum agama Islam. Maknanya khalifah bisa diartikan sebagai seorang pemimpin yang menerima amanah dari Allah SWT. Serta manusia dijadikan khalifah di bumi yakni sebagai wakil dari Allah maksudnya manusia harus memegang amanah yang diberikan yakni untuk bertakwa kepada Allah serta menjalankan semua perintah perintahnya dan menjauhi larangannya.

Dan kenapa manusia dijadikan khalifah di bumi..? Jadi manusia dijadikan khalifah di bumi itu karena manusia adalah makhluk Allah yang paling dimuliakan karena manusia diberikan akal pikiran dan juga nafsu, dan hal tersebut yang menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi.

Namun perlu digaris bawahi bahwasannya manusia seringkali melupakan tugasnya sebagai khalifah karena terbawa oleh hawa nafsunya. Hal tersebutlah yang menjadikan manusia tidak menjadi khalifah yang baik.

Tentu saja banyak manusia yang menjadi khalifah yang baik dengan menggunakan akal dan pikirannya, karena dengan menggunakan akal dan pikirannya manusia dapat menjaga hawa nafsunya, serta manusia yang seperti itulah yang dapat menjadi khalifah di muka bumi.

Adapun surat didalam Al-Qur'an yang menerangkan tentang manusia dijadikan khalifah di muka bumi yakni...

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَاِ ذْ قَا لَ رَبُّكَ لِلْمَلٰٓئِكَةِ اِنِّيْ جَا عِلٌ فِى الْاَ رْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَا لُوْۤا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَآءَ ۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَ ۗ قَا لَ اِنِّيْۤ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

wa iz qoola robbuka lil-malaaa`ikati innii jaa'ilung fil-ardhi kholiifah, qooluuu a taj'alu fiihaa may yufsidu fiihaa wa yasfikud-dimaaa`, wa nahnu nusabbihu bihamdika wa nuqoddisu lak, qoola inniii a'lamu maa laa ta'lamuun

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Aku hendak menjadikan khalifah di bumi. Mereka berkata, Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu? Dia berfirman, Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 30)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يٰدَاوٗدُ اِنَّا جَعَلْنٰكَ خَلِيْفَةً فِى الْاَ رْضِ فَا حْكُمْ بَيْنَ النَّا سِ بِا لْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوٰى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَضِلُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ لَهُمْ عَذَا بٌ شَدِيْدٌ بِۢمَا نَسُوْا يَوْمَ الْحِسَا بِ

yaa daawuudu innaa ja'alnaaka kholiifatang fil-ardhi fahkum bainan-naasi bil-haqqi wa laa tattabi'il-hawaa fa yudhillaka 'ang sabiilillaah, innallaziina yadhilluuna 'ang sabiilillaahi lahum 'azaabung syadiidum bimaa nasuu yaumal-hisaab

Artinya: "(Allah berfirman), Wahai Daud! Sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah (penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sungguh, orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari Perhitungan."

(QS. Sad 38: Ayat 26)

Dengan begitu dua ayat tersebut sudah menjelaskan dengan sangat jelas bahwasanya manusia diciptakan di muka bumi yakni sebagai khalifah. Dan juga ketika menjadi khalifah janganlah mengikuti hawa nafsu karena itu akan menyesatkan engkau dari jalan Allah SWT.

Tugas Manusia Dijadikan Khalifah Di Bumi

Manusia merupakan khalifah di muka bumi, namun tahukah kalian apa yang harus dilakukan atau harus bersikap seperti apa sebagai khalifah di bumi. Dan berikut ini adalah tugas-tugas khalifah di muka bumi antara lain....

  • Menuntut ilmu


Manusia sebagai khalifah di bumi itu tugas yang pertama adalah menuntut ilmu, mempunyai ilmu pengetahuan luas dapat menjadi seorang khalifah atau pemimpin yang bijaksana. Karena dengan ilmu seseorang dapat mengontrol atau menahan hawa nafsunya karena memiliki wawasan yang luas serta dapat menggunakan akal pikirannya dengan baik.

Di mana ada banyak sekali anjuran untuk menuntut ilmu yang dijelaskan di dalam Al-Qur'an, namun berikut ini adalah salah satu ayat yang menganjurkan untuk menuntut ilmu..

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَعَلَّمَ اٰدَمَ الْاَ سْمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰٓئِكَةِ فَقَا لَ اَنْبِۢـئُوْنِيْ بِاَ سْمَآءِ هٰۤؤُلَآ ءِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

wa 'allama aadamal-asmaaa`a kullahaa summa 'arodhohum 'alal-malaaa`ikati fa qoola ambi`uunii bi`asmaaa`i haaa`ulaaa`i ing kungtum shoodiqiin

Artinya: "Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!"
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 31)

  • Menjaga dan memelihara diri dan keluarga

Tugas Khalifah

Maksud dari menjaga diri adalah kita harus senantiasa selalu menjalankan semua perintah-perintahNya dan menjauhi larangannya. yang mana agar kelak kita di akhirat kita terhindar dari api neraka, semoga akan ditempatkan di surga Allah. Dimana hal ini sudah diterangkan di dalam Al-Qur'an yakni...

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَاَ هْلِيْكُمْ نَا رًا وَّقُوْدُهَا النَّا سُ وَا لْحِجَا رَةُ عَلَيْهَا مَلٰٓئِكَةٌ غِلَا ظٌ شِدَا دٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

yaaa ayyuhallaziina aamanuu quuu angfusakum wa ahliikum naarow wa quuduhan-naasu wal-hijaarotu 'alaihaa malaaa`ikatun ghilaazhung syidaadul laa ya'shuunalloha maaa amarohum wa yaf'aluuna maa yu`maruun
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
(QS. At-Tahrim 66: Ayat 6)

  • Menghiasi diri dengan memiliki akhlak yang baik

Manusia sebagai khalifah di bumi itu untuk menyempurnakan akhlaknya dimana hal tersebut sudah dijelaskan dalam hadis rasulullah shallallahu alaihi wa sallam beliau bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ

Artinya : Sesungguhnya saya ini diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.( HR.Muslim).

hadist tersebut juga berkaitan atau berhubungan dengan surat di dalam Al-Qur'an tentang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sebagai suri teladan atau sebaik-baiknya contoh prilakunya..

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

لَقَدْ كَا نَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَا نَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَا لْيَوْمَ الْاٰ خِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًا ۗ 

laqod kaana lakum fii rosuulillaahi uswatun hasanatul limang kaana yarjulloha wal-yaumal-aakhiro wa zakarollaaha kasiiroo

Artinya: "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah."
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 21)

  • Membentuk atau menjaga kesatuan dan persaudaraan seluruh umat manusia

Perlu kita ketahui bahwasanya kita semua merupakan saudara karena seluruh umat manusia merupakan cucu dari Nabi Adam a.s. Oleh sebab itu kita dianjurkan untuk menjaga persaudaraan dan kesatuan seluruh umat. Dan hal tersebut sudah dijelaskan di dalam Al-Qur'an yakni..

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَ صْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَا تَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

innamal-mu`minuuna ikhwatung fa ashlihuu baina akhowaikum wattaqulloha la'allakum tur-hamuun

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat."
(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 10)

  • Saling tolong-menolong

Dimana saling tolong menolong merupakan sebuah sikap atau perilaku yang membantu orang lain ketika dalam kesusahan atau kesulitan. karena perintah atau anjuran untuk saling tolong-menolong juga sudah dijelaskan di dalam Al-Qur'an.
 
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُحِلُّوْا شَعَآئِرَ اللّٰهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَـرَا مَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَۤائِدَ وَلَاۤ اٰۤ مِّيْنَ الْبَيْتَ الْحَـرَا مَ يَبْـتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرِضْوَا نًا ۗ وَاِ ذَا حَلَلْتُمْ فَا صْطَا دُوْا ۗ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰ نُ قَوْمٍ اَنْ صَدُّوْكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَـرَا مِ اَنْ تَعْتَدُوْا ۘ وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَا لتَّقْوٰى ۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِ ثْمِ وَا لْعُدْوَا نِ ۖ وَا تَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَا بِ

yaaa ayyuhallaziina aamanuu laa tuhilluu sya'aaa`irollaahi wa lasy-syahrol-harooma wa lal-hadya wa lal-qolaaa`ida wa laaa aaammiinal-baital-harooma yabtaghuuna fadhlam mir robbihim wa ridhwaanaa, wa izaa halaltum fashthooduu, wa laa yajrimannakum syana`aanu qoumin ang shodduukum 'anil-masjidil-haroomi ang ta'taduu, wa ta'aawanuu 'alal-birri wat-taqwaa wa laa ta'aawanuu 'alal-ismi wal-'udwaani wattaqulloh, innalloha syadiidul-'iqoob

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar kesucian Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban), dan Qalaid (hewan-hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitulharam;

Mereka mencari karunia dan keridaan Tuhannya. Tetapi apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu. Jangan sampai kebencian(mu) kepada suatu kaum karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). 

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 2)

  • Menegakkan keadilan dalam berkehidupan sehari-hari

kita diperintahkan untuk memiliki sifat perilaku adil karena adil merupakan salah satu sikap terpuji. Dan adil sendiri mempunyai arti sikap tidak berat sebelah atau memihak salah satu serta berpegang teguh pada kebenaran. Yang mana anjuran untuk berlaku adil sudah diterangkan di dalam Al-Qur'an yakni..

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّا مِيْنَ بِا لْقِسْطِ شُهَدَآءَ لِلّٰهِ وَلَوْ عَلٰۤى اَنْفُسِكُمْ اَوِ الْوَا لِدَيْنِ وَا لْاَ قْرَبِيْنَ ۗ اِنْ يَّكُنْ غَنِيًّا اَوْ فَقِيْرًا فَا للّٰهُ اَوْلٰى بِهِمَا ۗ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوٰۤى اَنْ تَعْدِلُوْا ۚ وَاِ نْ تَلْوٗۤا اَوْ تُعْرِضُوْا فَاِ نَّ اللّٰهَ كَا نَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا

yaaa ayyuhallaziina aamanuu kuunuu qowwaamiina bil-qisthi syuhadaaa`a lillaahi walau 'alaaa angfusikum awil-waalidaini wal-aqrobiin, iy yakun ghoniyyan au faqiirong fallohu aulaa bihimaa, fa laa tattabi'ul-hawaaa ang ta'diluu, wa ing talwuuu au tu'ridhuu fa innalloha kaana bimaa ta'maluuna khobiiroo

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Maha Mengetahui terhadap segala apa yang kamu kerjakan."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 135)

  • Bertanggung jawab terhadap Amar ma'ruf Nahi Mungkar

Di dalam kaidah syariat menegakkan Amar ma'ruf nahi mungkar hukumnya adalah fardhu kifayah. Yang mempunyai arti perintah menegakkan kebenaran dan melarang kemungkaran atau kejahatan. Namun dalam menegakkan Amar ma'ruf nahi munkar itu dilakukan apabila seseorang yang sudah paham tentang hakikat dan syarat-syaratnya.

Namun intinya kita anjurkan untuk memiliki sikap tersebut karena sudah diterangkan di dalam Al-Qur'an yakni..

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّا سِ تَأْمُرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَا نَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَ كْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ

kungtum khoiro ummatin ukhrijat lin-naasi ta`muruuna bil-ma'ruufi wa tan-hauna 'anil-mungkari wa tu`minuuna billaah, walau aamana ahlul-kitaabi lakaana khoirol lahum, min-humul-mu`minuuna wa aksaruhumul-faasiquun

Artinya: "Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 110)

Kesimpulan

Maknanya dengan penjelasan diatas intinya adalah khalifah merupakan pemimpin, atau penguasa. Namun untuk menjadi seorang khalifah terdapat syarat-syaratnya dan khalifah atau pemimpin itu dimulai dengan memimpin dari diri kita sendiri. Maksudnya kita harus bisa memimpin diri kita agar melaksanakan semua perintah-perintahnya dan menjauhi seluruh larangannya.

Dan setelah kita bisa memimpin diri kita sendiri kita bisa menjadi khalifah atau pemimpin yang berpegang teguh kepada syariat hukum agama Islam. Serta juga menerangkan tentang apa tugas-tugas seorang khalifah atau tugas seorang pemimpin. Yang mana diatas sudah dijelaskan secara jelas tentang beberapa tugas seorang Khalifah seperti menuntut ilmu, menjaga dan memelihara diri dan keluarga, dan yang sebagainya.